Perkuat Kemandirian Pesantren, Kemenag Luncurkan Program “Kampung Keren”

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama terus mendorong penguatan program Kemandirian Pesantren sebagai upaya membangun kemandirian ekonomi umat yang berakar dari pendidikan keagamaan. Tahun ini, Kemenag meluncurkan arah baru program tersebut dengan mengusung konsep “Kampung Keren” atau Kampung Kemandirian Pesantren.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Amien Suyitno, menegaskan bahwa kemandirian pesantren tidak cukup hanya disokong oleh bantuan modal. Menurutnya, yang lebih penting adalah perubahan pola pikir serta keberanian para pengasuh dan santri dalam menciptakan usaha yang berkelanjutan.

“Orang yang memiliki semangat dan keberanian akan mampu menghadapi risiko serta bangkit dari kegagalan. Inilah dasar dalam membangun ekosistem ekonomi pesantren yang kuat,” kata Amien dalam kegiatan Evaluasi Program Kemandirian Pesantren di Jakarta, Kamis (10/7/2025).

Kemenag berharap konsep “Kampung Keren” dapat menjadi warisan strategis yang memperkuat posisi pesantren sebagai motor penggerak ekonomi umat. Program ini juga dirancang untuk menjawab tantangan kemandirian lembaga pendidikan Islam di tengah era digital.

“Pesantren kini dituntut tak hanya menghasilkan santri yang alim dan saleh, tetapi juga tangguh dan mandiri dalam aspek ekonomi. Dari pesantren untuk umat, dari desa untuk bangsa,” ujar Prof. Suyitno.

Sementara itu, Kasubdit Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat, Siti Sakdiyah, menyebutkan bahwa program ini telah berjalan sejak 2021 dan melibatkan lebih dari 3.500 pesantren. Melalui “Kampung Keren”, program ini akan difokuskan dalam format kawasan terpadu berbasis komunitas.

Menurutnya, “Kampung Keren” merupakan upaya rebranding sekaligus reposisi program yang menyatukan kekuatan pesantren dalam bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi, dengan pendekatan teknologi serta pemberdayaan masyarakat secara terintegrasi.

“Ini bukan sekadar lokasi pesantren menjalankan usaha, tapi merupakan kawasan pemberdayaan ekonomi yang menyatu dengan masyarakat sekitar. Di sini ada pelatihan, produksi, distribusi, hingga digitalisasi usaha,” jelasnya.

Dalam implementasinya, pesantren akan didukung dengan penyediaan Balai Latihan Kerja (BLK) Santri, Rumah Produksi Komunitas, Expo Pesantren, serta akses pasar dan jaringan distribusi berbasis digital.

Kemenag juga tengah mengembangkan platform digital “Duta Pesantren Berdaya” yang akan menjadi sarana terpadu untuk menampilkan profil usaha pesantren, menyediakan layanan konsultan, serta menjembatani kerjasama dengan mitra pemasaran nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *